|
http://generasizeru.com/ |
Zaman sekarang teknologi semakin canggih hampir setiap orang pasti mengenal dengan aplikasi media social dari facebook, twitter, yahoo, Blackberry Mesengger (BBM), WeChat, Instagram, Path,Line, youtube, dan WhatsApp bahkan pengaruh media social tidak lagi memandang usia dan status ekonomi. sudah sangat banyak digandrungi dari kalangan orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak dari status kaya, miskin, sederhana bukan lagi barang yang mahal dan hampir semua sudah mengerti menggunakan aplikasi media social.
Dengan berkembangnya media social memiliki dampak positif buat masyarakat luas, yang dapat memperluas daya pikir, pengetahuan, informasi sehingga dengan mudahnya berkomunikasi dengan sesama, mampu mengungkapkan kata, memberikan opini sesuai logika yang dapat diterima orang lain.
Tidak hanya sebagai informasi saja tetapi Media social juga dapat memperluas pertemanan, menjalin kekerabatan dengan cara berkenalan didunia maya, ajang pencarian jodoh, maupun dapat berkomunikasi dengan masyarakat luas tanpa harus bertatap muka. Banyak aplikasi yang ditawarkan baik diakses melalui computer, leptop bahkan handpone (HP) Smartphone sehingga membuat manusia menjadi candu untuk menggunakannya.
Tanda-tanda seseorang yang pecandu media social, setiap harinya tidak akan lepas dari internet, akan update terus di dunia maya dari bentuk status, foto, argument, komentar, hingga memposting kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari serta selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, bahkan ironis rasa ingin tahu pecandu media sosial terlalu besar yang disebut bahasa gaulnya "Kepo" dengan orang lain.
“Hari gini tidak ada media social ?”
Anda harus tahu ternyata jika ditinjau lebih dalam media social sebenarnya sangatlah memberi dampak negatif terhadap kehidupan manusia. dampak negatif yang ditimbulkan oleh media social lebih besar dari dampak positif terlebih pada generasi muda di zaman sekarang ini. Mereka mengatakan tanpa internet hari mereka tidak berwana, mati gaya, tidak update, tidak gaul, kurang semangat, kuno. Alasan- alasan itulah yang membuat mereka terpengaruh akan kejahatan-kejahatan media social sehingga mereka hanya fokus pada dunia maya membuat psikologis mereka terganggu seperti mempunyai rasa kecemasan terlalu dalam yang biasa disebut fobia spesifik, emosi labil, takut tempat yang ramai, tidak percaya diri, bahkan sering menangkap rangsangan nyata namun persepsi nyata tidak diterima dan mempunyai sudut pandang yang berbeda itu yang dinamakan halusinasi.
Halusinasi adalah penyakit yang dapat dikategorikan adalah gangguan jiwa sedang namun sulit untuk disembuhkan dan dapat berpengaruh cukup besar terhadap orang lain ketika si penderita halusinasi berinteraksi. Misalnya seorang anak muda sering mencari teman di media social (facebook), dan akhirnya tertarik pada teman barunya di facebook hanya melihat sebuah postingan foto-foto dari profil. pemuda ini jatuh cinta dan memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dekat lagi yaitu pacaran.
Hampir setiap hari pemuda ini berkomunikasi melalu media social. Pemuda ini menggambarkan pacarnya seorang wanita yang sangat cantik dan cocok bagi dia walaupun belum pernah bertemu. Pemuda ini sering berhalusinasi pacarnya akan memberikan dia segalanya bahkan ke jenjang pernikahan.
Usaha yang dilakukan pemuda ini untuk dapat bertemu pacarnya sangat super semangat. namun belum sampai mereka bertemu tatap muka, akun facebook tidak aktif lagi dengan segala keresahannya pemuda ini mencari tau, sampai akhirnya dia mendapat informasi dari teman pacarnya di dunia maya bahwa pacarnya sudah meninggal karena tidak percaya dan terima pemuda ini kembali berhalusinasi bahwa pacarnya masih ada, sering menghampirinya, tanpa disadari olehnya ada perilaku-perilaku yang membuat keluarga dan orang disekelilinya dirugikan seperti sangat sulit diajak berkomunikasi, berbicara dengan intonasi berat dan tidak jelas, sering senyum- senyum sendiri, tiba-tiba teriak, tiba-tiba nangis. masih banyak lagi contoh-contoh lain yang membuat kita berhalusinasi akibat dari media social.
Penyakit halusinasi 80% menyerang generasi muda yang kesepian dan tidak percaya diri sehingga selalu mengandalkan media social sebagai tempat pelampiasannya. Ironisnya pecandu media social akan berhalusinasi selalu mengecek Handpone untuk melihat ada pesan atau pemberitahuan yang masuk untuknya, padahal handphonenya dalam keadaan non aktif itu dikarenakan otak selau di hipnotis untuk melihat pesan yang mungkin terlewatkan sehingga membuat gelisah.