SD 017 adalah sekolah yang paling bersejarah untuk masyarakat desa Pait 1 di Kabupaten Paser Kecamatan Long ikis, sekolah ini sudah berdiri sejak 25 tahun lamanya. Terlihat banyak siswa lulusan terbaik dari SD 017.
Patut dibanggakan untuk prestasi-prestasi yang telah diraih dari SD 017 sehingga masyarakat sangat antusias untuk mendaftarkan putra-putri mereka masuk ke sekolah ini, hingga memberikan seleksi kepada siswa baru yang ingin mendaftar di SD 017 Pait 1.
Namun 4 tahun terakhir SD 017 tidak lagi diminati oleh masyarakat, terbukti murid dari tahun ke tahun semakin sedikit. Penyebab pasti belum diketahui ? peristiwa ini merupakan tanda Tanya masyarakat yang ditujukan kepada SD 017. Faktanya pendaftaran hingga kelulusan siswa-siswi sangatlah sedikit. Jika dihitung kurang lebih sekitar 20 siswa untuk seluruh kelas.
Banyak isu-isu yag beredar bahwa sekolah SD 017 akan ditutup, tentunya membuat guru-guru SD 017 sangat resah dan sedih jika hal ini terjadi. siapa yang salah,? ini masih opini masyarakat dan belum terjawab untuk semua pertanyaan tentang SD 017.
Seharusnya SD 017 semakin maju dengan memberikan fasilitas teknologi yang canggih bukan menjadi miskin pendidikan
Kenyataanya juga memberikan dampak negative terhadap guru-guru, terutama bagi guru yang sudah lama di SD 017. Bagaimana nasib guru-guru jika SD 017 ditutup, pastinya akan di mutasikan ke sekolah lain.
Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan, guru-guru datang dan pindah dari sekolah SD 017, perlu pertimbangan yang matang seperti dari rasa cinta mereka masih mendalam terhadap SD 017, jarak rumah ke sekolah baru, penyesuaian dengan masyarakat/orang tua murid, belum lagi rasa tidak enak mengambil jam pelajaran terhadap guru honor yang sudah lama mengajar di Sekolah mereka.
“Saya Sangat Kecewa Jika hal ini sampai terjadi dan sampai saat ini saya belum percaya !” pernyataan ini yang dikatakan ibu wati, seorang guru yang sudah 21 tahun mengabdi untuk SD 017. Banyak kenangan - kenangan yang tidak dapat terlupakan saat ibu wati mengabdi di SD 017. “ Namun apalah daya tangan tak sampai” saya bisa berbuat apa ? mungkin sudah saatnya saya pindah dari sekolah itu” ucap ibu wati sambil mengelus dada.